FIRST TRIAL!!! Bisa Lolos Beasiswa LPDP 2019 (Part 3: Seleksi Substansi)
Pasca pengumuman SBK di cerita Part 2: Seleksi Berbasis Komputer, selanjutnya adalah tahapan hidup dan mati ~ 😆 Seleksi Substansi, tahapan yang paling menentukan kelulusan LPDP. Meski bukan pertama kali wawancara untuk beasiswa, tetap saja "dag-dig-dug" untuk yg satu ini. Oke, mari kita pasang kuda-kuda, persiapkan sebaik mungkin!
***
#3 Seleksi Substansi (Wawancara)
Saya termasuk yg telat sadar kalau seleksi substansi LPDP 2019 itu berbeda dengan tahun sebelumnya. Tahun 2018 dan tahun2 sebelumnya, seleksi wawancara terbagi dua sesi: (1) substansi dan (2) leaderless group discussion (LGD). Nah, tahun 2019 kemarin, LGD diganti dengan Wawancara Kebangsaan! *apa itu? Well, sepengalaman saya, wawancara itu berisi pertanyaan untuk menguji rasa nasionalisme, pemahaman mendasar tentang sistem pemerintahan, Pancasila, sistem perundang-undangan, sejarah penting Indonesia, dan pandangan calon awardee tentang "ekstrimisme" di Indonesia. And you know? Waktu sesi itu, saya jawab dengan jawaban sebisanya dan apa adanya, karena memang tidak ada persiapan sama sekali 😂 Tetapi berhubung interviewernya bisa dibilang cukup asik dan hanya satu lawan satu + seorang notulen, jadi Pe De aja sih jawab, meskipun sering jujur nggk tahu wkw ... tapi, pada akhirnya dijelasin juga sama interviewernya *jadi sesi belajar deh ~ jadilah pendengar yg baik 😉
Lah, udah bahas sesi wawancara kedua aja ya? Hehe... Sorry, karena memang sesi itu sih yg cukup jadi catatan (baca: bikin desperate bakal nggk lolos 😂) saat sesi wawancara kemarin. Sekarang, saya coba sharing persiapan buat sesi satu, sesi wawancara substansi ya. Here is it ...
***
STRATEGI yg saya lakukan untuk menaklukan Sesi wawancara substansi, yaitu:
1. Mempelajari kembali berkas2 administrasi
Ini penting banget, karena memang saat substansi, kita bakal ditanya apapun yang menjadi perhatian interviewer dari berkas yg kita kumpulkan. Dan, yg menjadi point of interest bisa jadi beda2 tiap peserta. Saya dulu banyak ditanya soal penelitian S1, yg datanya diambil dari program exchange di Thailand, dan kehidupan SMA saya, yg dulu itu boarding school dan beasiswa juga. Teman saya lainnya, ada yg ditanya soal pekerjaannya, dll. Intinya, pastikan kita BISA MENJELASKAN apapun yg tertulis di berkas yg kita kumpulkan. Terutama, untuk Essai Proposal Studi dan Rencana Studi itu harus sudah "diluar kepala" deh pokoknya.
2. Konsultasi dengan dosen atau alumni
Konsultasi ini tujuannya "to open mind" ✨ maksudnya, melihat pandangan2 dan masukan dari mereka yg sudah berpengalaman terkait program beasiswa, minta pendapat soal berkas2 kita, terutama kelebihan dan kekurangannya. Saya konsultasi dengan 2 dosen di kampus (salah satunya pernah menjadi interviewer LPDP), kakak alumni beasiswa, dan kakak awardee LPDP juga. Hasilnya, buanyak banget masukan dan insight saya terima, diantaranya yg penting ...
Pertama, karena saya belum punya Letter of Acceptance (LoA), surat tanda diterima kampus, saya disarankan untuk menghubungi dosen "calon advisor" via email. Alhamdulillah, saya dapet balasan dan saya print untuk dijadikan bukti "keseriusan" saya untuk masuk ke kampus tujuan tersebut *ditanya saat interview juga *fyuh ~ paas kan 😆👍
Kedua, saya dapat inspirasi untuk membuat "Life Plan 1,5, dan 10 Years" dari kakak alumni beasiswa. Saya kombinasikan saran itu dengan masukan dari dosen untuk fokus pada "tunjukan keinginan pengabdian untuk Indonesia". Alhasil, saya buat di kertas selembar rencana hidup saya berkaitan dengan akademik dan sosial, target 1-5-10 tahun ke depan, saya hubungkan dengan pengalaman dan pekerjaan saya saat ini. Tapi, tetap masuk akal ya, dan sesuaikan dengan cita2 kita #BeraniNgimpi ✨✨ Entah, seberapa kuat pengaruhnya untuk interview, tapi setidaknya saya tunjukkan kalau saya punya "rencana hidup dan pengabdian" yang jelas.
Ketiga, be yourself! Banyak kakak alumni yang kasih saran, "Udah santai aja, jadilah dirimu sendiri". Memang, berhasil, baik untuk interview maupun di masa depan, tidak mesti menjadi seperti orang lain. Karena pada dasarnya DNA setiap organisme itu unik, bahkan klon sekalipun *eaa ... maksudnya, setiap orang itu unik, punya kelebihan dan kekurangan masing2. Kembangkan sisi positip (pake "p" 😆) sebagai penambal sisi negatip kita. Tunjukkan kalau kita "punya sikap optimis" terhadap masa depan, dan tidak terbelenggu dengan masa lalu yg kelam *duh ngapa jadi gini ya wkw. Ya begitulah intinya 😆
3. Perbanyak doa dan sedekah
Do'a dapat mengubah takdir, sedekah dapat mempermudah rejeki. Terdapatcelah, antara ikhtiar maksimal dan keberhasilan, yaitu tawakal (berserah diri atas hasil akhir dari Allah, Tuhan Semesta Alam). Kalau Allah berkehendak "Kun" kamu lulus LPDP! Ya kamu lulus, dan nggk akan ada yg bisa menghalangi kamu dari lulus LPDP. Begitu juga sebaliknya :) Udah gitu aja.
***
Kembali lagi ke cerita bulan Juli 2019 (Lihat timeline seleksi di bawah), jadi saya dapat jadwal konfirmasi berkas tanggal 22 Juli 2019, dan jadwal wawancara besoknya, 23 Juli 2019. Lokasinya di Kampus STAN, Bintaro, Tangerang Selatan. Keuntungan dapat hari berbeda antara konfirmasi berkas dan wawancara, saya ibarat bisa "survey" tempat dulu. Jadwalnya, of course, ditentukan LPDP ya.
Akhirnya, tiba saat hari H wawancara. Setelah pukul 08.00 WIB presensi digital (pakai barkode di kartu peserta), dengan baju casual formal (tidak ada SOP pakaian), saya tunggu di ruang tunggu lantai bawah. Wajah datar dan nervous menjadi wajah umum di ruang tunggu tu 😆, tapi saya coba bawa santuy aja dengan cara ... NGOBROL! Yap, selalu, di ruang tunggu dan bangku di depan ruangan interview saya ajak ngobrol rekan di sebelah. Terbukti, selain bisa menurunkan stress pribadi, bisa membantu menurunkan nervous orang lain juga, ye kan?
Tidak terasa, saatnya saya interview substansi, tiga interviewers vs satu peserta. Setahu saya, biasanya 3 orang interviewer itu ada satu sebagai ahli bidang, satu psikolog, dan satu inteligen strategis (?). Dan, bisa "kelihatan" kok dari tipe pertanyaan yg diberikan. Oke, saya masuk ke ruangan interview, kasih senyum termanis yg saya bisa wkw ... jabat tangan dan duduk di depan para interview. Oiya, since saya target kampus luar negeri, sebenarnya saya sudah prepare untuk bisa interview menggunakan Bahasa Inggris. Fortunately, cukup bagian perkenalan aja *fyuh~ Nah, ini beda2 kasusnya di tiap wilayah interview: ada yg full bahasa Indonesia, dan ada yg full English juga katanya. Setelah, cap cip cus kurang lebih 30 menit... alhamdulillah selesai sesi wawancara substansi, sekitar pukul 09.30 WIB.
Selanjutnya yaitu wawancara kebangsaan. Saya mengantri sebentar, langsung masuk ke ruangan lagi di lantai dua. Saya agak lama di sesi ini karena pertanyaan nya cukup susah (as I said, karena baru tahu dan nggk ada persiapan 😆) dan mendalam *saya tipe orang yg panjang lebar kalau di ajak diskusi wkwk Alhasil, seperhitungan saya, ± 90 menit wawancara sesi ini.
Alhamdulillah selesai ...
***
Well itulah sepenggal cerita saya, kalau ada yg mau bertanya soal pengalaman seleksi LPDP ini, bisa DM aja di IG: @ismaillshaleh ya.
Semoga berhasil buat kalian yg berencana dan sedang ikut seleksi LPDP 😉 Stay positive!
Next sharing articles
>> Program Persiapan Keberangkatan (PK-154)
>> Program Pengayaan Bahasa (PB) 2019-2020
#beasiswalpdp #seleksisubstansi #tipsbeasiswa
>> Program Persiapan Keberangkatan (PK-154)
>> Program Pengayaan Bahasa (PB) 2019-2020
#beasiswalpdp #seleksisubstansi #tipsbeasiswa
Comments
Post a Comment