Cerita Pengalaman Pengayaan Bahasa LPDP (Nov 2019 - Feb 2020)

 Assalamualaikum. Hai readers, bagaimana kabar? Semoga sehat dan semangat selalu ya :)

Well, pada tulisan kali ini, saya akan sharing tentang pengalaman saya mengikuti program Pengayaan Bahasa LPDP periode November 2019 - Februari 2020 nih. Saya akan coba sajikan dalam rangkaian cerita biar lebih "berasa" momen nya ya, lagipula kalau soal teknis kan tinggal baca buku panduan ya hehe. Cuss kita come on ...

***

# Apa sih program Pengayaan Bahasa (PB)?

Fyi, singkat saja buat kalian yang masih awam, Pengayaan Bahasa (PB) LPDP merupakan program spesial untuk awardee yang diterima dari jalur AFIRMASI (3T, alumni Bidikmisi, prestasi, dsb.) ya. Program ini berisi pelatihan atau les sertifikasi Bahasa Inggris dengan item yang didukung dari LPDP:

1. Biaya course/les selama 200 jam (± 3 bulan), atau 6 bulan, tergantung skor TOEFL/IELTS awal mendaftar LPDP

2. Biaya transport PP ke tempat PB

3. Biaya hidup selama mengikuti PB

4. Biaya official test untuk TOEFL ITP/iBT atau IELTS

Biaya dari LPDP ini fully funded ya, lebih dari cukup untuk bisa nyaman belajar + refreshing lho ya ✨ (beda cerita kalau sambil bawa istri atau suami ahihi)

 

# Awal Kali Mendapat Informasi

Sebagai bayangan timeline untuk rekan-rekan pembaca ... Saya mendaftar LPDP tahun 2019 Batch 1 sekitar Mei 2019, tes SBK dibulan Juli 2019, tes Substansi Agustus 2019, dan pengumuman di bulan September 2019. Informasi mengenai pelaksanaan PB baru ada sekitar minggu awal November 2019 (± 2 minggu sebelum pelatihan) via email.

Mungkin tiap tahun bisa berbeda ya waktunya, tergantung Batch berapa kita mendaftar. Kuncinya "Be patient!" :)

Nah, sebenarnya, sambil menunggu informasi PB ini, saya sudah mencicil belajar sendiri IELTS. Ternyata eh ternyata, LPDP menempatkan saya di kelas TOEFL iBT di UI. Sempat mengajukan pindah kelas IELTS namun ditolak, "Cap cis cus yuk lanjut saja, toh belajar dari dasar juga kan", pikir saya.

Sedikit cerita, tempat pelaksanaan PB LPDP tersebar di beberapa kampus di Jawa. Yang saya tahu ada di UIN Jakarta, UI Kampus Depok, ITB Bandung, dan di Jogja juga ada, UNY(?). Mungkin ada tempat lainnya, bisa ulik-ulik informasi dari sumber lain ya πŸ‘

Oiya, setelah mendapat email tentang kelas PB yang kita terima, kita akan diminta mengisi kuesioner singkat + konfirmasi kesediaan mengikuti kelas PB tsb.


Foto Angkatan PB UI 2019-2020 (maaf bukan sombong) dengan jaket angkatannya


# Tempat Tinggal Saat PB?

Ada beberapa strategi yang bisa diulik soal "tinggal dimana saat PB?":

(1) Kalau tempat PB masih accessible ya tinggal PP dari rumah, misal saya dari Bogor ke UI Depok.

(2) Tinggal di tempat saudara. Ada beberapa kawan yang seperti ini. Lebih hemat juga.

(3) Indekos bersama teman PB lainnya, ini nih yang seru ... ngeliatnya sih seru hehe. Komunikasi antar peserta PB cepat atau lambat akan tersambung kok, banyak jalan untuk mencari teman satu PB, misal lewat grup PK, grup LPDP hunters, dll.


Baca juga: 

First Trial! Bisa Lolos Seleksi Substansi LPDP

Step by step Menulis Rencana dan Proposal Studi LPDP


# Waktunya Belajar!

Tanggal 25 November 2019 adalah hari pertama saya belajar, juga bertemu rekan-rekan satu lokasi PB dan satu kelas. Saat PB saya waktu itu ada 3 kelas: 2 kelas TOEFL ITP (3 bulan & 6 bulan) dan 1 kelas TOEFL iBT (3 bulan), saya di kelas ini. Satu kelas berisi 10-15 peserta, jadi cukup intens ya belajarnya yosh

Masih di hari yang sama, saya dan teman PB lainnya mengikuti pre-test untuk mengukur skor awal kemampuan kami.

Satu hal menarik yang saya temukan di kelas PB adalah saya bertemu dengan teman dari berbagai daerah dengan latar belakang yang berbeda-beda, dan akan berinteraksi super intensif dengan mereka, terutama yang satu kelas, selama 5 hari x 10 jam ++ (kalau ada kegiatan tambahan) setiap minggunya *wow

So, they're gonna be such close friends to you ya~ πŸ‘Œ

Members kelas TOEFL iBT

Sistem belajar waktu itu, karena masih sebelum pandemi, jadi masih tatap muka. Belajar materi, latihan dan diskusi soal bersama tutor, peer review bersama kawan, academic topic discussion, presentasi, belajar dan "ngopi" bareng menjadi rutinitas selama program. Sejak awal, kami juga diajak terbiasa menggunakan komputer untuk latihan karena TOEFL iBT akan tes via komputer, termasuk bagian Speaking dan Writing nya.

Pada bulan pertama, kami di-"cengkoki" dengan grammar kemudian dilanjutkan dengan marathon latihan soal dan progressive test (PT) di bulan berikutnya, hingga beberapa hari sebelum official test. Kami didorong untuk meningkatkan skor TOEFL kami hingga mencapai atau setidaknya mendekati target masing-masing. Motivasi pribadi dan rekan sekelas menjadi salah dua faktor penting.

 

# Kita Juga Butuh Liburan

Eits, sebentar, jangan dikira program Pengayaan Bahasa ini sekadar belajar ya hehe. Ditengah kejenuhan belajar dan skor PT kami yang naik turun seperti rollercoaster πŸ˜†~, kegiatan hangouts, nge-trip ke tempat wisata, atau sekadar makan/ngopi bareng bersama teman kelas menjadi obat yang simpel tapi mujarab menghilangkan (red: melupakan sejenak), stress dan sibuk nya belajar TOEFL setiap hari.

Bahkan, di angkatan PB saya, ketika libur tahun baru, sebagian dari kami, termasuk saya, sempat berkunjung ke rumah kawan PB di daerah Sukabumi. Di sana, kami menginap selama beberapa hari sambil menikmati suasana desa dan mengunjungi tempat wisata Suspension Bridge, Situ Gunung. Worthed time banget lah :)

 

Foto di Situ Gunung

 

# Bisa Nggk ya?

Seiring berjalannya waktu, tak terasa kami sudah memasuki minggu-minggu terakhir PB. Waktu ujian terasa semakin dekat, juga terasa adrenalin semakin meningkat πŸ”₯ Statement "Gue bisa nggk ya?", mungkin terbersit di kepala kami semua. Ada dilema, "Apakah perjuangan jatuh bangun tiga bulan ini akan membuahkan hasil yang diharapkan?"

Namun, dukungan dan bimbingan tutor kami yang tiada henti, juga kawan kelas yang saling menyemangati, laksana air di tengah padang gurun. Setidaknya, menjadi motivasi segar dan doa, bahwa kami bisa melakukan yang terbaik. Yosh!

Di minggu-minggu akhir ini, kami mencoba meningkatkan intensitas belajar pribadi dan belajar bersama, bahkan sampai malam~


 Malam bukan penghalang untuk belajar bareng

 

# The Exam Day

Fyi, program PB LPDP memberikan dukungan biaya official test satu kali. Untuk angkatan kami, karena saat itu lembaga bahasa tempat kami belajar (LBI FIB UI) belum bisa melakukan TOEFL iBT test, kami berinisiatif untuk mendaftar secara kolektif yang biaya pendaftarannya langsung dibayarkan oleh LPDP (jadi bukan melalui sistem reimbursement). Kami memilih satu lokasi dan satu hari yang sama. Lokasi test kami berada di International Test Centre di daerah Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.

Berangkat dari rumah di Bogor menggunakan KRL, saya pergi menuju lokasi Subuh hari. Yaps, berangkat lebih awal untuk wanti-wanti bila ada "sesuatu" di jalan ya. Bahkan teman saya yang lain ada yang menyewa hotel di sekitar tempat test sehari sebelumnya.

Berdasarkan kartu peserta, kami diminta datang pukul 08.30 WIB untuk registrasi terlebih dahulu. Kami tiba di lokasi sekitar sejam sebelum waktunya, sambil cek dimana lantai dan ruangan tempat test nantinya.

Setelah registrasi check in kami dipersilakan masuk ruangan ujian sekitar pukul 09.00 WIB dan memulai sesi pertama, Reading dan Listening. Istirahat 10 menit kemudian lanjut sesi kedua, Speaking dan Writing.



Wajah-wajah setelah ujian >,<

# Tips Saat Exam Day

By the way, beberapa tips saat official test iBT ...

1) Persiapkan berkas dengan baik (kartu identitas dan kartu peserta) dan jangan lupa dibawa saat ujian ya

2) Ternyata betul, ruangan ujian nya sangat dingin ya πŸ˜† jadi disarankan memakai long sleeve atau baju lengan panjang. Jaket dan  konsumsi tidak boleh masuk.

3) Istirahat yang cukup sebelum ujian, make your body in the best health and mood for the best exam result πŸ˜‰

4) Jangan lupa minta doa restu orang tua dan guru, karena sehebat apapun usaha, hasil akhir tetap pada kehendak-Nya

Oiya, ada satu pengalaman menarik. Fyi, secara teknis, untuk section Reading biasanya akan ada 3 paket bacaan untuk dikerjakan. Namun, sebagian peserta akan mendapat 4 paket bacaan karena salah satunya merupakan uji coba sehingga tentu saja akan menambah 10-15 menit waktu pengerjaan. Catatannya adalah, kita tidak tahu teks yang mana menjadi uji coba. To be honest, saya sangat berharal untuk tidak menjadi peserta uji coba ini wkwk Namun apalah daya, sesuatu yang saya hindari malah datang menghampiri hehe. Tentu, kita harus siap dengan segala kondisi ini ya

Kami pun langsung pulang setelah menyelesaikan ujian hari itu. Fyuuh, lega~ alhamdulillah.

Hasilnya bagaimana? Yasudahlah yang penting rehat dulu 


# Menunggu Hasil

Hasil ujian diberikan secara online dan offline. Untuk hasil online akan diberikan via email dan akun TOEFL nya ya, sekitar 10 hari setelah ujian, sesuai jadwal kok. Namun, untuk berkas aslinya sampai sekarang (6 bulan setelah ujian) saya belum terima ckck. Entah sudah sampai mana? πŸ˜† tapi memang tidak terlalu urgen. Lah kok? Iya, official result yang diterima oleh kampus tujuan adalah hasil online yang dikirimkan oleh ETC (kantor pusat TOEFL) langsung ke kampus tujuan yaa. Nah, kiriman official result ini bisa kita pilih kampus tujuannya saat mendaftar. Jadi, PASTIKAN ketika mendaftar kita mengirim ke pilihan kampus tujuan kita ya, ada slot tanpa tambahan biaya, 3 kampus untuk dikirim official result.

Saya, dulu salah memasukan tujuan kampus, walhasil harus membayar tambahan 30 USD untuk mengirim ulang. Jangan sampai membayar biaya tambahan karena kelalaian seperti saya ya :)

***

Okaay, begitulah cerita seluk beluk Pengayaan Bahasa yang saya ikuti.

Oiya kalau mau lihat keseruan dan ke-random-an program PB saya waktu itu bisa cek video YouTube ini ya:

Video PB LPDP UI 2019-2020

Semoga bermanfaat dan good luck untuk kalian yang akan test juga 😊

Thank you for reading

More Discussion? Just text me ...

IG: ismaillshaleh

Email: ismailshaleh.id@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

Step by Step: Menulis Proposal Studi dan Rencana Studi LPDP (Self-experience 2019)

Zaman now, nggk bisa bahasa asing?